DK-Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melalui utusannya Steve Witkoff, telah membeberkan sebuah rencana perdamaian komprehensif sebanyak 20 poin yang ditujukan untuk mengakhiri konflik Israel–Gaza. Dalam rencana itu, dia menekankan langkah awal berupa gencatan senjata segera, yang dikaitkan dengan pembebasan sandera dalam jangka 72 jam.
Poin Penting dari Rencana Trump
-
Hamas dan kelompok bersenjata lainnya dilarang mengambil bagian dalam pemerintahan Gaza, baik secara langsung maupun tak langsung.
-
Otoritas Gaza akan dikelola oleh teknokrat yang diawasi oleh badan internasional, sementara kendali militer dan keamanan akan diatur secara terpisah.
-
Dokumen tersebut juga menyiratkan bahwa Mesir dan Qatar telah menyampaikan usulan itu kepada Hamas, yang kini sedang mempelajarinya.
-
Rencana ini tak hanya berkutat di Gaza — pihak Amerika berharap dampaknya bisa merembet ke konflik lain, termasuk Ukraina.
Makna Diplomatis & Tantangan
-
Langkah ini menjadi salah satu proposal paling rinci dari pihak AS sejak konflik meletus, dan menunjukkan keinginan Trump untuk kembali aktif di arena diplomasi Timur Tengah.
-
Dampak utamanya sangat bergantung pada respons Hamas dan Israel, serta kemampuan pihak internasional untuk memfasilitasi implementasi.
-
Karena proposal ini mencakup banyak aspek krusial — mulai dari keamanan, pemerintahan teknokrat, hingga pembebasan sandera — setiap langkah kegagalan bisa menimbulkan keraguan di lapangan.