Istana Pastikan Tak Tutup Mata soal Kasus Keracunan MBG: Ribuan Siswa Terpapar, Pemerintah Siap Perbaiki

Kepala Staf Kepresidenan, M. Qodari, menyatakan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) berlalu begitu saja.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) M. Qodari
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) M. Qodari. (dok : tangkapan Layar)

DK-Jakarta — Kepala Staf Kepresidenan, M. Qodari, menyatakan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) berlalu begitu saja. Meski angka kasus terus terulang di beberapa daerah, pemerintah menegaskan bahwa mereka sudah mencatat secara resmi melalui tiga lembaga sekaligus dan siap melakukan tindakan perbaikan.

 Data Kasus & Angka Korban

Qodari memaparkan data teranyar sebagai berikut:

Lembaga Kasus Jumlah Penderita
Badan Gizi Nasional (BGN) 46 kasus 5.080 orang (per 17 September 2025)
Kementerian Kesehatan 60 kasus 5.207 orang (per 16 September 2025)
BPOM 55 kasus 5.320 orang (per 10 September 2025)

Meskipun angka-angka berbeda antar lembaga, Qodari menekankan bahwa inti masalahnya sama: ribuan siswa terpapar keracunan akibat MBG. Elemen masyarakat juga mencatat sekitar 5.360 siswa sebagai korban, berdasarkan pantauan lewat media.

 Pernyataan Pemerintah & Respons

  • Qodari meminta agar publik tidak terpaku pada perbedaan angka di tiap lembaga, karena semua mencerminkan masalah yang sama.

  • Menurut dia, meskipun kasusnya belum masif dibanding total penerima manfaat MBG, ini sudah menjadi “wake up call” — arti: harus ada perbaikan sistem segera agar zero accident bisa tercapai.

  • Faktor-penyebab seperti kebersihan pangan, suhu penyimpanan, kontaminasi silang, dan kemungkinan alergi pada penerima manfaat disoroti sebagai aspek penting yang harus diperbaiki.

 Tindak Lanjut & Harapan

  • Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional, Kemenkes, dan BPOM telah mencatat kasus dan berada dalam proses evaluasi.

  • Menteri Sekretaris Negara juga menyampaikan permohonan maaf resmi atas kejadian keracunan dan menyebut bahwa kasus ini tidak diinginkan serta bukan kesengajaan.

  • Upaya penanganan segera kepada mereka yang terdampak menjadi prioritas, termasuk pemeriksaan medis dan pemenuhan gizi yang aman.

 Kesimpulan

Kasus keracunan MBG bukan sekadar masalah angka, tapi soal kepercayaan publik terhadap program yang seharusnya memperkuat kesehatan siswa. Pemerintah kini harus memastikan bahwa MBG tidak hanya bermanfaat secara kuantitas, tetapi juga aman dan berkualitas. Pemerintah siap melakukan perbaikan, agar kasus seperti ini tidak terulang lagi.

Exit mobile version