Investasi Hijau Rp 2 Triliun Kunci Wajah Baru Kepri 2027, Fokus Utama Menteri Pariwisata.
DK-TANJUNGPINANG – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kembali menjadi sorotan nasional, dimana Kepri akan menjadi lokasi kunjungan kerja Menteri Pariwisata RI beserta jajaran kementerian, Rabu hingga Kamis (15–16 Oktober 2025). Kunjungan dua hari ini menjadi momentum penting penguatan arah pariwisata regeneratif, digital, dan berbasis budaya di wilayah paling strategis di perbatasan Indonesia ini.
Hari Pertama: Menyapa Alam di Hutan Lise, Muka Kuning
Agenda dimulai dengan kunjungan ke Hutan Lise Taman Wisata Alam (TWA) Muka Kuning, Batam. Di lokasi seluas 247 hektar ini, Menteri Pariwisata bersama Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad akan menanam pohon endemik, berdiskusi tentang pengelolaan destinasi berkelanjutan, serta meninjau langsung potensi wisata alam yang disebut sebagai “The Face of Indonesia Forest”.
Hutan Lise kini tengah dilirik oleh investor internasional Shenzhen Huake Kaixuan Investment Development Co., Ltd. dengan potensi investasi mencapai Rp 2 triliun, untuk pengembangan ekowisata, edukasi lingkungan, dan kegiatan wellness tourism.
“Kawasan ini bukan sekadar hutan, tapi simbol masa depan pariwisata hijau Indonesia. Kita ingin Kepri menjadi pionir wisata regeneratif di Asia Tenggara,” ujar Gubernur Ansar Ahmad penuh semangat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Hasan, menambahkan bahwa kolaborasi dengan pihak swasta dan investor menjadi langkah nyata memperkuat ekosistem pariwisata hijau di Kepri.
“Investasi ini akan membuka banyak lapangan kerja baru, memperkuat ekonomi lokal, dan membawa nama Kepri ke peta pariwisata dunia,” tutur Hasan.
Hari Kedua: Mendorong Sinergi Digital di Nongsa dan Budaya Halal di Penyengat
Keesokan harinya, rombongan Menteri akan melanjutkan kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa, pusat pengembangan industri digital dan ekonomi kreatif di Batam. Di sana, Menteri akan meninjau Nongsa Digital Park, Infinite Animation Studios, dan Infinite Learning, kawasan yang menjadi simbol kemajuan digital tourism dan creative economy Indonesia.
Melalui kerja sama dengan Poltekpar Bali dan Lombok, KEK Nongsa akan menjadi pusat pengembangan SDM pariwisata berbasis digital di tiga kawasan Badan Pelaksana Otorita (BPO) nasional.
Usai dari Batam, rombongan akan bertolak ke Pulau Penyengat, Tanjungpinang, untuk meninjau langsung Desa Wisata Halal Penyengat, yang kini telah memiliki 24 produk bersertifikat halal hasil sinergi antara Kemenparekraf dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Dalam kesempatan itu, akan dilakukan serah terima sertifikat tanah aset negara seluas 6.643 m² di kawasan Taman Gurindam 12, yang akan menjadi lokasi Pusat Kreasi Destinasi Pariwisata (PKDP), sebuah pusat inovasi pariwisata yang menggabungkan potensi budaya Melayu dengan kreativitas generasi muda.
Optimisme Kepri Menuju 2027
Kunjungan kerja Menteri Pariwisata RI ini sekaligus memperkuat proyeksi pertumbuhan wisatawan mancanegara di Kepri yang diprediksi mencapai 2,5 juta kunjungan pada tahun 2027, dengan ditopang oleh pembukaan rute penerbangan internasional Incheon–Batam dan jalur ferry Batam–Johor.
“Kepri adalah laboratorium masa depan pariwisata Indonesia, dimana alam, budaya, dan teknologi berpadu. Kami ingin setiap program kementerian berdampak langsung ke masyarakat,” ujar Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana.