
DK- Dharmarsaya-Jarak boleh terpisah, tapi kebersamaan tetap terjaga. Itulah pengertian dari silaturahmi.
tradisi Manjalang Niniak Mamak yang hingga kini masih dipertahankan oleh masyarakat Nagari Sungai Limau, Kecamatan Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat.
Wali Nagari Sungai Limau H.Efendi.,menyampaikan bahwa tradisi Manjalang Niniak Mamak merupakan warisan turun-temurun yang masih terjaga dengan baik,bagi masyarakat Nagari Sungai Limau.
Acara manjalang mamak ini biasanya dilakukan setelah Hari Raya Idulfitri, tepatnya pada hari kedua atau ketiga, dan diikuti oleh seluruh masyarakat Tahun ini, kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu,03 April 2025.
H.Efendi, mengungkapkan bahwa seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang semakin modern, kebiasaan jalang manjalang mulai tergeser.
Banyak yang memilih melaksanakannya secara media sosial. Namun, tradisi bagi nagari sungai limau tetap harus dipertahankan agar tidak hilang ditelan zaman.
“Nagari Sungai Limau setiap tahun terus melaksanakan tradisi Manjalang Niniak Mamak untuk saling mengunjungi, mempererat hubungan silaturahmi, serta saling memaafkan di Hari Raya Idulfitri,” ujarnya.
tradisi ini tidak boleh punah karena nantinya akan diwariskan kepada anak dan kemenakan sebagai bagian dari budaya yang sudah ada sejak lama.
Kegiatan ini diawali dengan berkumpulnya para Niniak Mamak atau penghulu kaum, yang kemudian dibawa ke rumah gadang atau Mesjid, Arak-arakan ini diikuti oleh seluruh komponen masyarakat.
Arak arakan sepanjang perjalanan, diiringi oleh alat musik Talempong khas Minangkabau,Serta perpaduan kesenian oleh anak nagari dalam penyambutan para tokoh adat tersebut.
Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada Niniak Mamak yang mengandung nilai religius, ukhuwah, serta akhlak yang luhur.
Hari Raya Idulfitri menjadi saat yang tepat untuk mempererat komunikasi antara anak dan kemenakan.
Selain itu, dalam prosesi ini juga terdapat tradisi salam samba, yang bermakna bahwa Niniak Mamak harus dimuliakan. Para peserta mengenakan pakaian adat lengkap, seperti baju kurung Basiba untuk perempuan dan pakaian pemangku adat untuk laki-laki. Mereka juga membawa makanan yang nantinya akan dihidangkan dan disantap bersama.
Tradisi Manjalang Niniak Mamak bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga merupakan momen komunikasi langsung dengan para pemimpin kaum, seperti Niniak Mamak, Dubalang, Bundo Kanduang, serta perangkat adat lainnya dan pemerintah nagari. Dengan demikian, hubungan kekeluargaan dan adat istiadat tetap terjaga dengan baik di tengah arus modernisasi.