
DK-Anambas Pembangunan kelas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarempa, Kabupaten Anambas, resmi dimulai akhir pekan ini, dengan dihadiri oleh tiga pejabat tinggi negara, yakni Kepala Staf Presiden AM Putranto, Menteri Koordinator Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan Pratikno, serta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Acara peletakan batu pertama pembangunan gedung baru RSUD Tarempa menandai langkah awal dalam peningkatan kelas rumah sakit dari tipe D menjadi tipe C dengan anggaran sebesar Rp 150 miliar.
Program ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win untuk memodernisasi 32 rumah sakit tipe D di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal di Indonesia.
Budi Sadikin, Menteri Kesehatan, menjelaskan bahwa RSUD Tarempa akan dikembangkan menjadi rumah sakit modern yang dapat menangani penyakit katastropik seperti stroke, jantung, kanker, dan ginjal.
Dengan adanya fasilitas ini, warga setempat tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit di luar daerah, sehingga pelayanan kesehatan bisa lebih cepat dan efisien.
“Saya tahu banyak warga Kepri yang lebih sering berobat ke Malaysia daripada di dalam negeri, dan dengan hadirnya RS ini, diharapkan mereka cukup mendapatkan layanan di sini,” ujar Budi Sadikin.
Selain itu, Budi juga menekankan pentingnya keseimbangan antara fasilitas medis dan sumber daya manusia (SDM).
Ia mendorong Pemerintah Kabupaten Anambas untuk mengajukan program beasiswa dokter spesialis bagi tenaga medis lokal, agar ketika pembangunan selesai, terdapat cukup tenaga medis yang terlatih.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, memberikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan atas perhatian yang diberikan kepada Anambas.
Sebagai daerah yang masih menghadapi berbagai kendala dalam layanan kesehatan, termasuk fasilitas dan tenaga medis, Anambas memerlukan peningkatan layanan kesehatan yang memadai.
Ansar berharap dengan adanya RSUD yang lebih modern, kualitas hidup masyarakat akan meningkat, serta layanan medis akan lebih optimal.
“Dengan peningkatan fasilitas ini, kami berharap masyarakat dapat mendapatkan perawatan di daerah sendiri, dan kami juga berupaya meyakinkan dokter-dokter, terutama putra-putri Kepri, untuk kembali mengabdi di daerah asal mereka,” ujar Ansar.