
DK-Lingga Tugu Khatulistiwa di Kabupaten Lingga menjadi salah satu landmark geografis yang menarik perhatian wisatawan. Menandai garis khayal yang membagi bumi menjadi belahan utara dan selatan, tugu ini tidak hanya memiliki nilai historis, tetapi juga keunikan alam yang tak kalah menarik. Salah satu fenomena alam yang menjadi daya tarik utama adalah hilangnya bayangan pada saat tengah hari.
Lokasi Tugu Khatulistiwa yang strategis, hanya 15 menit dari Pelabuhan Sei Tenam atau sekitar satu jam perjalanan dari Daik, memudahkan pengunjung untuk mengaksesnya. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga, Zalmidri, menjelaskan bahwa tugu ini memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata edukasi. “Selain sebagai titik geografis penting, fenomena alam seperti tidak adanya bayangan pada tengah hari menjadi daya tarik tersendiri,” ungkap Zalmidri.
Pemerintah Kabupaten Lingga terus berupaya untuk meningkatkan fasilitas dan aksesibilitas di sekitar Tugu Khatulistiwa guna mendukung pengembangan pariwisata. Beberapa langkah yang diambil termasuk perbaikan infrastruktur jalan dan penyediaan pusat informasi wisata untuk kenyamanan pengunjung.
Dengan potensi alam yang unik dan nilai edukasi yang tinggi, Zalmidri berharap Tugu Khatulistiwa dapat menarik lebih banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, sekaligus memperkenalkan keindahan alam Kabupaten Lingga. “Kami ingin menjadikan Tugu Khatulistiwa sebagai ikon wisata yang memperkuat identitas Kabupaten Lingga,” tambahnya.
Dengan segala keunikannya, Tugu Khatulistiwa menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa pun yang ingin merasakan pengalaman geografis dan alam yang luar biasa.