Kementerian Investasi Dorong Hilirisasi Timah di Batam untuk Menarik Investor Global

“Proyek Hilirisasi Timah dengan Investasi Rp1,2 Triliun di Batam Diharapkan Bangun Ekosistem Industri Berkelanjutan”

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu (Dok:Jefri)

DK-Batam Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus mendorong PT Batam Timah Sinergi (BTS) dan PT Tri Charislink Indoasia (TCI) untuk menarik lebih banyak investor sebagai offtaker produk olah timah. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, usai meresmikan groundbreaking proyek hilirisasi timah di Batam dengan nilai investasi mencapai Rp1,2 triliun.

“Kami juga mendorong BTS dan TCI untuk menggandeng lebih banyak investor sebagai offtaker produk mereka, untuk menciptakan ekosistem industri timah yang berkelanjutan,” kata Todotua dalam keterangan yang dilansir Media Indonesia, Senin (27/1/2025).

Menurut Todotua, pihaknya berkomitmen untuk mendukung percepatan perizinan, mengawal realisasi investasi, serta mengembangkan sumber daya manusia lokal. Ia menilai peresmian proyek pada 24 Januari tersebut menjadi titik balik penting dalam transformasi industri timah nasional, mengingat fasilitas tersebut dirancang menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Lebih lanjut, Todotua menjelaskan bahwa PT Cipta Persada Mulia, induk usaha dari BTS dan TCI, memiliki peran strategis dalam rantai pasok industri timah di Indonesia. Kegiatan perusahaan meliputi penambangan bijih timah melalui izin usaha pertambangan (IUP) dan produksi tin ingot di smelter mereka.

“Produk tin ingot tersebut kemudian akan diolah lebih lanjut oleh BTS untuk menghasilkan tin chemical, dan oleh TCI untuk pengembangan tin solder serta tin heat stabilizer,” ujarnya.

Proyek hilirisasi ini juga mendukung pemerataan pembangunan industri ke luar Pulau Jawa. Lokasi strategis Kota Batam yang berdekatan dengan jalur perdagangan internasional dan dilengkapi dengan infrastruktur logistik yang memadai memberikan keunggulan dalam efisiensi ekspor-impor komponen.

“Indonesia, sebagai negara dengan cadangan timah terbesar kedua di dunia, harus memanfaatkan sumber daya ini secara optimal untuk meningkatkan nilai tambahnya. Hilirisasi komoditas timah sangat penting untuk menyerap produksi tin ingot domestik dan mengembangkan industri hilir yang memiliki potensi pasar global yang sangat tinggi,” pungkas Todotua.

Penulis: JefriantoEditor: Herman