
DK-Anambas Penggunaan jamban yang layak masih menjadi masalah besar di Kabupaten Anambas, khususnya di kawasan pesisir. Banyak warga di daerah tersebut yang tidak memiliki jamban yang memadai, sehingga kebiasaan buang air besar (BAB) dilakukan dengan cara yang sangat tidak higienis, yaitu langsung membuang kotoran ke laut. Kondisi ini berpotensi besar menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan lingkungan yang serius.
Sofiani Srilagogo, Staf Bidang Kesehatan Masyarakat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Anambas, mengungkapkan bahwa dari 54 kelurahan dan desa di Kabupaten Anambas, hanya 6 desa yang sudah berhasil mencapai status Open Defecation Free (ODF), yakni Tiangau, Telaga Kecil, Tarempa Selatan, Tarempa Barat Daya, Belibak, dan Bukit Padi. “Enam desa ini sudah dinyatakan bebas dari praktik buang air besar sembarangan, sementara banyak desa lainnya masih menghadapi masalah serius terkait sanitasi,” ujar Sofiani, Minggu (12/1).
Menurut Sofiani, kondisi jamban yang buruk di wilayah pesisir memiliki dampak yang sangat luas. Selain mengurangi kualitas hidup warga, praktik buang air besar sembarangan ini dapat mencemari sumber air minum, memperburuk masalah kesehatan seperti diare, dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular lainnya. “Limbah jamban yang langsung dibuang ke laut sangat berbahaya karena mengandung banyak bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit seperti tifus, kolera, dan hepatitis,” tambahnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Anambas telah melakukan berbagai upaya, termasuk sosialisasi untuk mengajak warga membangun jamban yang layak. Selain itu, mereka juga berkolaborasi dengan perusahaan migas dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat serta membangun infrastruktur sanitasi yang lebih baik. “Kami bekerja sama dengan perusahaan migas dan Dinas PUPR untuk memperbaiki lingkungan pemukiman warga dengan membangun saluran sanitasi yang dapat mendukung terciptanya jamban sehat, sehingga lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat,” pungkas Sofiani.
Penyelesaian masalah sanitasi ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup warga pesisir, mencegah penyebaran penyakit, dan menjaga kelestarian lingkungan laut yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat Anambas.