DK-Natuna Dua nelayan dilaporkan hilang setelah kapal pompong KM Antarega 1 mengalami kerusakan mesin dan kebocoran di perairan Pulau Merundung, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, pada Jumat (5/1/2025). Kapal yang berangkat dari Palo, Sambas, Kalimantan Barat ini, tengah dalam perjalanan menuju Pulau Serasan saat mengalami kerusakan akibat cuaca ekstrem. Dalam insiden ini, dari tiga orang yang ada di kapal, satu berhasil selamat sementara dua lainnya masih hilang hingga kini.
Kepala Kantor Basarnas Natuna, Abdul Rahman, menjelaskan bahwa cuaca buruk menyebabkan kapal mati mesin dan mengalami kebocoran di tengah perjalanan. Berdasarkan informasi yang diterima, satu dari tiga nelayan di kapal, yakni Rio (38), berhasil bertahan dan selamat dengan berteduh di Pulau Merundung. Sedangkan dua nelayan lainnya, Agel (20) dan Nugi Aldi (18), diperkirakan melompat ke laut untuk menyelamatkan diri, namun hingga kini belum ditemukan.
“Informasi yang kami terima adalah kapal mengalami kerusakan di sekitar perairan Pulau Merundung. Kami mendapat laporan bahwa satu korban selamat, sementara dua lainnya diduga melompat ke laut dan hilang,” ujar Abdul Rahman, pada Senin (6/1/2025). Pencarian dilakukan di lokasi dengan koordinat 02° 4.628’N dan 109° 7.363’E, sekitar 30 mil laut dari USS Serasan.
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, serta masyarakat setempat, langsung dikerahkan untuk mencari kedua korban. Pencarian juga melibatkan satu unit RIB 03 Serasan dan beberapa perahu tradisional milik warga. Cuaca buruk menjadi kendala utama dalam operasi pencarian, dengan gelombang laut yang mencapai 1,25 hingga 2,5 meter serta angin kencang berkecepatan 4-15 knot. Namun, meski demikian, tim gabungan terus berusaha dengan maksimal.
“Kami terus berupaya keras untuk menemukan kedua korban dengan mengerahkan personel dan bekerja sama dengan masyarakat. Kami optimis meski cuaca sangat buruk, kami akan terus mencari hingga korban ditemukan,” jelas Abdul Rahman.
Korban selamat, Rio, kini berada dalam kondisi stabil setelah ditemukan berteduh di Pulau Merundung. Meskipun kondisi cuaca sangat tidak mendukung, pihak Basarnas dan tim gabungan lainnya berkomitmen untuk melanjutkan pencarian hingga kedua korban dapat ditemukan dengan selamat.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Rahman juga mengimbau kepada masyarakat, terutama nelayan, untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan keselamatan di tengah cuaca ekstrem. “Kami meminta kepada seluruh nelayan untuk selalu waspada dan segera melapor jika ada kondisi darurat agar penanganannya bisa dilakukan lebih cepat,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, pencarian kedua nelayan yang hilang masih terus berlangsung, dengan tim gabungan SAR berkomitmen untuk mengerahkan seluruh sumber daya yang ada demi menemukan mereka.