Polisi Berikan Tanggapi Kasus Warga Tanjungpinang yang Diduga Disekap di Kamboja

Konferensi pers Polresta Tanjungpinang. (Foto: Din)
Konferensi pers Polresta Tanjungpinang. (Foto: Din)

DK TANJUNGPINANG – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tanjungpinang merespons laporan tentang seorang warga yang mengklaim dirinya disekap dan diperjualbelikan ke Kamboja.

Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Budi Santosa, menyampaikan bahwa pihaknya sudah menerima informasi terkait kasus tersebut. Ia mengatakan bahwa polisi telah menghubungi keluarga korban.

“Sudah jadi atensi kita dari reskrim dan Intel sudah mapping dan komunikasi dengan pihak keluarga,” ujarnya, Sabtu (28/12).

Ia menuturkan bahwa pihaknya juga akan menjalin kerja sama dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) serta aparat kepolisian di tingkat nasional hingga internasional, termasuk Malaysia dan Kamboja.

Kombes Pol Budi menegaskan bahwa langkah maksimal akan dilakukan untuk menyelesaikan kasus yang melibatkan Agung Hariadi tersebut.

“Kita akan kordinasi dengan BP3MI, polisi di Malaysia dan Kamboja. Karena kita tidak mungkin langsung. Tapi kita sudah berupaya,” ujarnya.

Sejauh ini, kepolisian telah mengungkap delapan kasus terkait Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di wilayahnya. Dalam proses tersebut, beberapa tersangka berhasil diamankan.

Ia juga mengajak masyarakat untuk memberikan informasi terkait dugaan perdagangan manusia agar kasus serupa dapat segera ditangani.

“Kami berusaha semaksimal mungkin, apabila ada informasi bisa langsung ketemu Kasat reskrim. Kami ungkap kemarin alhamdulillah ada beberapa dari informasi masyarakat,” tambahnya.

Sebelumnya, seorang pemuda dari Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), melaporkan bahwa dirinya menjadi korban perdagangan manusia dan disekap di Kamboja.

Pemuda tersebut bernama Agung Hariadi (25), yang berdomisili di Jalan Senggarang, Kota Tanjungpinang. Sebuah video yang menunjukkan dirinya meminta pertolongan sempat viral di media sosial.

Ibu korban, Dessi, mengonfirmasi kebenaran informasi itu setelah berkomunikasi dengan Agung melalui telepon. Ia menjelaskan bahwa putranya meninggalkan rumah pada 9 Desember lalu untuk menerima tawaran pekerjaan di Jakarta. Namun, rencana bekerja tersebut gagal karena Agung jatuh sakit.

“Dia hanya bawa pakaian dan identitas seperti KTP,” kata Dessi, Kamis (26/12).