
Berbicara tentang organisasi kemahasiswaan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) memegang peran strategis sebagai representasi suara mahasiswa dan lembaga eksekutif di tingkat universitas. Namun, situasi di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) menggambarkan tantangan besar, mengingat BEM Universitas telah vakum selama dua tahun terakhir. Proses Pemilihan Raya (Pemira) yang digagas oleh Panitia Pemilihan Raya (PPR) UMRAH kini menjadi harapan baru bagi kebangkitan BEM Universitas.
Saya mengapresiasi keberanian para calon yang siap mengambil tanggung jawab besar ini. Langkah mereka adalah bentuk kepedulian terhadap organisasi dan universitas. Namun, ada hal yang perlu kita renungkan bersama. Belakangan ini, Pemira justru menjadi sorotan berbagai komentar yang muncul dari rekan mahasiswa dan para senior. Ironisnya, sebagian besar dari mereka tampak baru hadir memberikan pendapat setelah proses ini berjalan.
Pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri sendiri adalah: Di mana kita selama ini? Mengapa kita hanya menjadi penonton pasif dan baru bereaksi ketika situasi sudah di depan mata? Kritik dan komentar memang penting, tetapi kontribusi nyata jauh lebih berarti. Sebagai mahasiswa atau senior, tanggung jawab kita bukan hanya sekadar berbicara, tetapi juga ikut terlibat dalam memperbaiki apa yang salah dan mendukung mereka yang berupaya membawa perubahan.
Membangun kembali BEM Universitas di UMRAH bukanlah tugas ringan. Proses ini membutuhkan waktu, energi, dan dukungan dari semua pihak. Jika hanya kritik tanpa solusi yang diberikan, proses ini tidak akan berjalan mulus. Oleh karena itu, saya mengajak rekan-rekan mahasiswa dan para senior untuk bersikap konstruktif. Jika ada yang salah, mari kita luruskan bersama. Jika ada yang perlu dibangun, mari kita bahu-membahu memperbaikinya.
Harapan saya, Pemira BEM Universitas ini menjadi awal dari kebangkitan organisasi mahasiswa di kampus biru tercinta. Namun, tanggung jawab kita tidak berhenti di sini. Sebagai mahasiswa, mari kita terus bersinergi dalam menghadapi setiap permasalahan di kampus. Bukan hanya sekadar berkomentar, tetapi juga mengambil langkah nyata untuk membawa perubahan.
Jhoko Prasetiya
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara