Nobar Wayang Kulit Bersama Kapolri dan Panglima TNI (Dok: Lanni)
DK Bintan– Dalam rangka memeriahkan Hari Bhayangkara ke-78, Mabes Polri menyelenggarakan pagelaran nonton bareng (nobar) wayang kulit bersama dengan TNI, pagelaran wayang kulit tersebut dihadiri oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, M.Si dan Panglima TNI Jenderal TNI agus Subiyanto, S.E., M.Si, sedangkan Polres Bintan menggelar nonton bareng via Zoom yang dilaksanakan di Mapolres Bintan, Jumat malam (5/7).
Acara yang di selenggarakan di Mapolres Bintan ini di hadiri Wakapolres Bintan Kompol Amir Hamzah dan sejumlah Pejabat Utama Polres Bintan serta FKPD Bintan seperti dari Fasharkhan, Satrad 213 Tanjung Pinang.
Nobar tersebut juga dihadiri oleh Ketua dan pengurus Paguyuban Jawa / PKJ Kabupaten Bintan, Ketua Paguyuban Kediri Manunggal Bintan serta pengurus Paguyuban Kediri Manunggal Bintan dan masyarakat pecinta Wayang.
Kapolres Bintan melalui Kasi Humas Polres Bintan IPTU Missyamsu Alson menjelaskan bahwa pertunjukan wayang kulit ini tidak hanya untuk merayakan HUT Bhayangkara, tetapi juga sebagai upaya Polri dalam melestarikan seni dan budaya, Sabtu (6/7).
Pertunjukan wayang kulit tersebut dengan lakon “Tumurune Wiji Sejati” dengan Dalang Ki Hj Dr Yanto, Ki Mpp Bayu Aji Pamungkas, Ki Sri Guncoro dan Ki Harso Widi Santoso.
“Wayang Tumurune Wiji Sejati adalah bentuk seni pertunjukan wayang kulit yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dan kontemporer untuk menceritakan kisah-kisah moral dan spiritual”, kata Alson.
“Dalam Pertunjukan disampaikan pesan-pesan yang relevan dengan kehidupan modern sambil tetap menghormati tradisi, Wayang Tumurune Wiji Sejati, yang berarti “Turunan dari Benih Sejati” yang mengangkat tema-tema yang berhubungan dengan perjalanan spiritual dan pencarian jati diri”, ungkap Iptu Alson.
Iptu Alson juga menyampaikan dalam pertunjukan tersebut, cerita-cerita dari epik klasik seperti Mahabharata dan Ramayana diadaptasi untuk mencerminkan tantangan dan dilema yang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Hal ini membuat pertunjukan wayang kulit ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik. Salah satu ciri khas dari Wayang Tumurune Wiji Sejati adalah penggunaan tokoh-tokoh wayang yang didesain ulang dengan tampilan yang lebih modern dan dinamis, tanpa meninggalkan esensi dari karakter tradisionalnya. Dalang, atau pencerita utama, memanfaatkan teknologi suara dan pencahayaan untuk menciptakan atmosfer yang lebih dramatis dan imersif.
“Mari kita mencintai budaya-budaya daerah yang ada di Indonesia ini, sebagai pemersatu Bangsa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika”,