Atlit Popda Yang Sedang Latihan
DK-Tanjungpinang-pekan olahraga daerah (Popda) Kepri yang semakin dekat, Juli mendatang tidak menyurutkan 2 pelatihnya untuk terus mengebleng teruna-teruna muda yang bakal bertarung untuk membawa nama Tanjungpinang dikancah Popda tersebut. Rudy Purwana dan Lerry Yando tetap konsisten melatih meski kini para terpilih tersebut tinggal 13 orang dari 20 yang berhasil melewati seleksi lalu.
Hal ini diungkapkan langsung oleh head coach Rudi, Senin malam (22/4) usai para pelajar itu berlatih dari pukul 6.30 hingga 7.45 wib.
Menurutnya berkurangnya jumlah atlit yang mengikuti sesi pelatihan lebih kepada faktor individual atlit yang tidak konsisten.
Hal ini pun diamini oleh coach Lerry Yando. Selaku pendamping head coach ia mengakui tidak bisa memaksakan para pelajar jenjang SMA/SMK tersebut untuk terus mengikuti sesi latihan yang rutin dilaksanakan 4 x seminggu dengan waktu yang berbeda. “Ada 7 yang sudah mengundurkan diri. Ada mengundurkan diri karena tidak mampu atau tidak sanggup mengikuti latihan, sibuk acara keluarga ada yang kita coret. Yang kita coret karena tidak sesuai dengan yang kita harapkan”, terangnya panjang lebar.
Namun begitu lanjut coach yang selalu tampil nyentrik ini, pihaknya akan memasukan 1 anak untuk menambah jumlah yang 13 orang.
“Agar lebih kompetitif”, ujar coach Rudy.
Hal ini sudah mereka sampaikan kepada ketua Perbasi kota Tanjungpinang, Gilang Iksan Pratama. Walaupun mereka sudah diberi kuasa penuh untuk mempersiapkan para atlit meramu dan sebagainya, 2 coach handal ini tetap koordinasi dengan ketua Perbasi.
Hal ini pun diakui oleh Gilang, sapaan akrab ketua Perbasi Tanjungpinang. Menurutnya terkait pemain diserahkan kepada pelatih”Sesuai kebutuhan, kak”, singkatnya.
Diantara 13 calon atlit Popda tersebut nama Darren, Kelvin merupakan pelajar yang cukup konsisten menjalani pelatihan sejak terpilih masuk calon atlit Popda mewakili Tanjungpinang.
Darren yang disapa media ini usai menjalani sesi latihan mengaku basket merupakan olahraga favoritnya dan satu-satunya eskul yang ia ikuti. Disebutnya mengikuti seleksi untuk Popda khusus basket tidak menganggu jadwal belajarnya. Terlebih pelajar jurusan MIPA ini termasuk pelajar yang berprestasi dalam nilai akademiknya. “Kan latihannya malam, jadi tidak menganggu belajar sejauh ini”, ujarnya tersenyum. Dengan tubuh yang masih berpeluh ia tetap meladeni pertanyaan dengan sekali-sekali dibarengi senyum menawannya. Sehabis latihan ia pun masih mendapatkan pengarahan dari pelatih yang disimaknya secara seksama. Ia pun mengakui materi yang diberikan pelatih membuatnya semakin memiliki pengetahuan yang luas tentang basket. Ia pun tidak menampik bermain secara tim masih ada yang belum menemukan cemistri. Tim yang dipersiapkan untuk Popda ini pun menjalani sparing untuk menguji fisik yang notabene menguji skill masing-masing individu. Pelajar SMA 1 (Smansa) ini pun memberi tips tidak ketemunya cemistri satu sana lain dengan tim mencari apa ketidak cocokan tersebut lalu dilatih untuk saling mencocokan agar lebih bersatu padu. Sparring lawan club’ pbc tim ini harus tunduk dengan ketinggalan 5 poin 56-50. Namun kekalahan ini menjadi pembelajaran untuk terus maju dan berbenah.
Berbeda dengan Vandra, pelajar SMA 2 (smanda) ini memiliki beban yang berbeda dengan rekan-rekannya. Berapa tidak, salah seorang pelatih merupakan ayahandanya. Ia tidak mau dicap lolos seleksi karena ‘ayah’. Namun ia sudah membuktikan dirinya bisa bersaing tanpa membawa embel-embel nama ayahnya yang berperan sebagai pelatih. “Permainannya juga sudah semakin baik ya, dia mampu membuktikan dirinya. Layak dalam kompetisi ini”, ujar coach Yando.
Satu nama dari smansa, Wilsen akan menambah kompetitif dalam tim calon atlit Popda ini. Dan ia akan mulai ikut bergabung pada sesi latihan hari Rabu mendatang dan Wilsen sudah menyatakan keikutsertaannya. Semoga konsisten ya Wilsen, majulah teruna- muda harapan bangsa. Gunakan masa muda untuk mencapai puncak cakrawala. Masa depan ada ditangan kalian. Selamat berjuang dream cone true’.