Ada Wisata Sunset Di Jembatan Kuning, Karimun

Jembatan Kuning , Karimun (dok: Tribun)
Jembatan Kuning , Karimun (dok: Tribun)


DK – Karimun – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus melakukan peningkatan konektiivitas antar wilayah. Salah satu konektivitas yang dibangun ialah Kabupaten Karimun.

Jembatan Kuning atau Jembatan Sanur atau Jembatan Leho. Tiga nama ini melekat untuk satu jembatan yang ada di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.

Jembangan Kuning menjadi sebutan awal karena dicat berwarna kuning. Jembatan Sanur menjadi sebutan kedua karena dibangun di masa pemerintahan HM Sani dan H Nurdin Basirun sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri.

Sanur merupakan singkatan dari dua nama yakni Sani dan Nurdin. Sedangkan sebutan untuk Leho karena jembatan tersebut dibangun di Desa Leho.

Namun, apapun itu, yang jelas jembatan ini telah memerankan fungsinya sebagai jalan penyambung dari Desa Leho ke desa lainnya. Sehingga arus orang dan barang makin lancar.

Jembatan ini telah membantu memperlancar perekonomian dan pembangunan di Desa Leho dan sekitarnya. Dan belakangan ini, jembatan tersebut menjadi destinasi wisata baru yang menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi Kepri.

Tak ada yang menyangka jembatan itu akan menjadi kawasan wisata yang baru. Kini, para pengunjung terutama keluarga dan kawula muda selalu ramai berkunjung kesana terlebih di sore hari.

Ternyata, pengungjung selain menikmati sentuhan angin sepoi-sepoi yang berhembus dari pantai, mereka ingin menikmati sunset (matahari terbenam di sana).

Jembatan itu merupakan salah satu titik terbaik untuk menikmat matahari tenggelam. Suasana akan terlihat terang dengan warna memerah sebelum matahari tidak terlihat lagi.

Momen hilangnya matahari itu menjadi waktu yang ditunggu pengunjung untuk mengabadikannya baik itu dengan bliz kamera atau video. Sehingga pengunjung disana akan merasa puas rekreasi di tempat itu.

Jembatan itu sendiri menjadi satu pemandangan tersendiri yang membentang di atas sungai dan ketinggiannya diatur agar bisa dilewat kapal dari bawah.

Jembatan membentang sepanjang 138 meter dengan lebar 1,8 meter. Jembatan dengan struktur baja itu dibangun melengkung dan 24 tali baja tersambung dengan lengkungan baja itu.

Tali ini tersambung dengan struktur baja yang menjadi pondasi jembatan sebagai bahu jalan yang telah diaspal. Kemudian dipasang juga pembatas di kiri-kanan agar pengendara motor dan mobil serta pengunjung merasa nyaman dan tidak jatuh ke laut.

Dilansir oleh salah satu media online, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Raja Heri Mochrizal SH.MH mengatakan, objek wisata di Kabupaten Karimun berupa pantai dengan hamparan pasir putih tidak setenar yang ada di Bintan, Batam dan Anambas.

Meski demikian, banyak juga lokasi wisata di Karimun yang mengangumkan dan rugi jika tidak dikunjungi. Salah satu misalnya, Jembatan Kuning di Desa Leho.

Lokasi wisata buatan ini menambah objek wisata di Karimun. Pemandangan alam juga menjadi suguhan yang indah untuk dipandang disana. “Cobalah duduk disana sampai sunset, akan beda keindahannya,” ucapnya.

Kata Heri, jembatan ini selalu ramai dikunjungi terlebih karena lokasinya yang tidak jauh dari Coastal Area Karimun. Jembatan Kuning berada di Pesisir laut Coastal Area Karimun.

Sore hari, banyak pengunjung ke jembatan itu. Setelah menikmati sunset disana, pengunjung banyak yang kembali ke Coastal Area untuk menikmati kuliner dan suasana keindahan kota di malam hari.

Karena lokasinya tidak begitu jauh dari pusat keramaian di Karimun tersebut, pengunjung bisa menikmati dua lokasi wisata sekaligus. Akses ke tempat ini tidak begitu sulit karena jalannya sudah beraspal.

Jembatan ini pun sudah dikenal bukan hanya di kalangan masyarakat Karimun saja. Namun pengunjung daerah lain juga sudah banyak yang berkunjung ke sana.

Jembatan tersebut memang dibangun di era Sani-Nurdin. Namun pembangunan belum rampung karena beberapa kendala termasuk pembebasan lahan.

Tahun 2021-2022 di era H Ansar Ahmad dan Hj Marlin Agustina menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, pembangunan jembatan itu dilanjutkan kembali dan akhirnya rampung serta bisa digunakan.

Tidak lama kemudian, jembatan itu menjadi lokasi wisata. Hal itu salah satunya karena area parkir yang luas di dekat jembatan.

Pemprov Kepri membangun jalan yang luas lengkap dengan tempat parkir. Karena itu, pengunjung kerap membawa tikar kesana untuk tempat duduk dan tidur-tiduran bersama anak, keluarga, kerabat mereka.

Hanya saja, lampu jalan belum ada. Sehingga jembatan itu langsung sepi setelah matahari terbenam.

Heri berharap agar lampu jalan bisa disiapkan disana baik itu melalui listrik PLN atau PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Sehingga jalan bisa terang dan pengunjung bisa lebih lama disana.

Karena bila pengunjung makin lama disana, maka pedagang makanan, minuman dan lainnya akan hidup. Sehingga muncul spot ekonomi baru. Jangan lupa kunjungi jembatan ini jika berkunjung ke Karimun.

Penulis: Herman

Editor: Budi

banner 120x600