Pengungsi Asal Afghanistan Gelar Unjuk Rasa Di Bintan

Pengungsi Asal Afghanistan Gelar Unjuk Rasa Di Bintan

Ratusan Pengungsi Asal Afganistan Gelar Aksi Unjuk Rasa Minta Kejelasan Status

Pengungsi Gelar Aksi (Ist)

DK-Bintan– Ratusan pengungsi asal Afganistan menggelar aksi unjuk rasa di Hotel Badra Kabupaten Bintan, Rabu (25/08).

Salah seorang juru bicara, Yahya mengatakan, para pengungsi itu sudah kerap kali melayangkan aksi unjuk rasa. Akan tetapi, teriakan para pengungsi itu tak kunjung membuahkan hasil.

Yahya pun menegaskan, ia dan para pengungsi lainnya membutuhkan kejelasan status demi keselamatan mereka.

“Teroris sudah mengambil alih seluruh Afganistan, tidak ada yang aman. Selama tinggal di sini belum ada yang dengar suara kami dan cari solusi,” jelasnya.

Para pengungsi itu Mendesak, pihak terkait untuk segera memberikan kejelasan secepat mungkin.

“Kami mohon dan meminta agar suara kami didengar. Semua tidak ada yang bisa hubungi keluarga,” tambahnya.

Setiap tahunnya, tercatat selalu ada aksi bunuh diri para penungsi asal Afganistan yang tinggal di Hotel Badra Kabupaten Bintan. Hal itu terungkap saat ratusan pengungsi itu melakukan aksi unjuk rasa pada Rabu (25/08).

Yahya jamely mengatakan, sudah banyak rekan-rekannya yang merasa depresi. Menurutnya, depresi yang dirasakan para pengungsi lantaran tak kunjung mendapatkan kepastian status dari negara ketiga (Canada, American, Australia, New Zealand, dan lainnya), serta United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Selain itu, semakin mencekamnya kondisi di negara asal mereka juga menjadi menjadi penyebab utama sejumlah rekannya untuk melakukan aksi bunuh diri.

“Semua orang disini pasti depresi. Banyak dari kami yang sudah bunuh diri,” ujarnya saat melakukan aksi di Hotel Badra Kabupaten Bintan, Rabu (25/08).

Lanjutnya, hingga saat ini telah lebih dari 15 orang rekannya yang melakukan aksi bunuh diri.

Selama di Indonesia, mereka hanya bergantung pada dana yang diberikan International Organization for Migration (IOM) yang berjumlah Rp1.200.000 per bulannya. Baginya, jumlah itu tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi selama di lokasi pengungsian.(Hs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *