Ekonomi Digital, Ekonomi-nya Kaum Milenial

Ekonomi Digital, Ekonomi-nya Kaum Milenial

DK-Pekanbaru-Ekonomi digital. Kedua kata tersebut kini semakin sering terdengar seiring dengan pmbahasan terkait modernisasi global. Sebenanya, apa makna dari “ekonomi digital” itu sendiri? Secara harfiah, belum ada seorang pun yang mematenkan definisi tersendiri akan “ekonomi digital” sampai saat ini. Namun, sebagian besar orang memahami “ekonomi digital” sebagai suatu kegiatan ekonomi dan bisnis yang berbasis pada teknologi digital, dimana kata “digital” disini dirujukkan kepada internet dan world wide web (www). Kegiatan ekonomi dan bisnis sendiri memiliki pengertian yang sangat luas. Mulai dari kegiatan ekonomi secara umum seperti jual-beli barang, bisnis pemberitaan informasi melalui media massa, serta transaksi perbankan adalah beberapa hal yang termasuk di dalam definisi kegiatan ekonomi dan bisnis.

Ekonomi digital mulai muncul dan berkembang dikarenakan tingginya kebutuhan masyarakat modern dalam mengakses segala hal secara cepat dan praktis. Mulai dari akses akan informasi sampai pelayanan jasa. Ekonomi digital juga membuka peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah suatu negara dalam membangun jejaring hubungan dan konektivitas di ranah internasional. Maka dari itu, semua unsur dari suatu pemerintahan, baik para pejabat maupun masyarakat itu sendiri harus memainkan perannya masing-masing dalam mendukung berkembangnya pemanfaatan ekonomi digital secara maksimal.

Di Indonesia, pemanfaatan ekonomi digital oleh masyarakat sudah mulai meluas dan merata. Mulai dari kota sampai desa, anak sekolahan maupun manula, pekerja kantoran sampai ibu rumah tangga kini sudah mengandalkan pemanfaatan ekonomi digital dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, pada pagi hari ketika orang tua sedang sibuk dan tidak sempat mengantar anak ke sekolah, orang tua bisa memesan jasa ojek online seperti Gojek, Grab, Uber atau aplikasi ojek online lainnya yang akan memberikan pelayanan antar-jemput di titik yang sudah ditentukan. Orang tua juga tidak perlu risau ketika menitipkan uang pembayaran kepada anak yang biasanya masih ceroboh, karena pembayaran tidak harus dilakukan secara tunai, melainkan bisa menggunakan “uang digital” berupa saldo Go Pay, Ovo, DANA, maupun aplikasi pembayaran online lainnya. Selain lebih aman, transaksi cash-less ini juga lebih praktis dan efisien. Masyarakat tidak perlu lagi melakukan tawar menawar harga seperti yang biasa dilakukan ketika menggunakan jasa ojek konvensional. Aplikasi ojek online serta pembayaran cash-less juga biasanya memberikan kemudahan untuk memberikan tip, atau uang tambahan, kepada driver yang mengantar. Ojek online yang awalnya hanya beroperasi untuk mengantar-jemput anak, kini juga sudah mulai mengembangkan jasanya menjadi layanan antar-jemput belanjaan, antar-jemput makanan, sampai pemesanan tiket online. Tak jarang, masyarakat justru merasa lebih aman dan nyaman ketika menggunakan jasa pelayanan ojek online dengan pembayaran cash-less karena kemudahannya dalam memantau transaksi, sampai mengakses informasi terkait orang yang membantu pelayanan jasa. Belum lagi ditambah promo-promo yang seringkali dirasa lebih menguntungkan dibanding dengan transaksi secara konvensional.

Ekonomi digital tidak hanya membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Manfaat ekonomi digital juga bisa dirasakan ketika masyarakat hendak bersantai dan bersenang-senang melalui liburan keluarga. Untuk mempermudah transportasi, kini sudah ada aplikasi pemesanan tiket kereta, pesawat, maupun bus secara online seperti Traveloka, Pegi Pegi, Mister Aladin serta beberapa aplikasi pemesanan tiket lainnya yang bisa diakses melalui SmartPhone. Sudah dapat tiket tujuan namun belum memiliki tempat menginap? Tenang, ada aplikasi RedDoorz, Airy, Trivago dan aplikasi booking hotel lain yang bisa dibayar dengan menggunakan metode transaksi cash-less yang cepat dan aman. Masyarakat tidak perlu lagi takut kalau-kalau nanti hotel yang dipesan tidak sesuai ekspektasi, karena biasanya di pilihan aplikasi sudah ada testimony asli dari pengunjung yang sudah pernah menginap di hotel tersebut sebelumnya. Masyarakat juga bisa dengan mudah mengakses informasi terkait harga, fasilitas, serta kualitas pelayanan yang bisa menjadi bahan pertimbangan ketika memilih hotel. Semenjak pemanfaatan ekonomi digital menjadi lebih luas, liburan juga menjadi lebih mudah dan nyaman.

Ekonomi digital tidak melulu hanya bermanfaat untuk masyarakat. Kini, pemerintah juga sudah memanfaatkan ekonomi digital dalam beberapa aspek. Salah satu contoh pemanfaatan ekonomi digital oleh pemerintah yang sangat terasa nyata adalah Kartu Indonesia Sehat. Semenjak ada Kartu Indonesia Sehat, masyarakat menjadi lebih mudah mengakses pelayanan kesehatan dikarenakan ada potongan biaya, bahkan tak jarang justru gratis. Pelayanan pendaftaran layanan kesehatan juga bisa dilakukan secara online sehingga masyarakat tidak perlu lagi menunggu berjam-jam untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Selain layanan kesehatan, ekonomi digital juga berperan dalam kemudahan pemerintah menyalurkan listrik kepada masyarkat. Saat ini, pembayaran penggunaan listrik juga sudah bisa dilakukan secara online. Masyarakat bisa memilih sendiri metode pembayaran, mulai dari pembayaran melalui m-banking, sampai pembayaran melalui aplikasi ojek online. Keterbukaan akses ekonomi digial benar-benar membantu masyarakat dalam banyak hal.

Sayangnya, sampai saat ini, pemerintah cenderung masih belum maksimal dalam memberikan kebijakan maupun regulasi yang jelas tekait pemanfaatan ekonomi digital pada masyarakat. Seperti misalnya, dalam kasus bentrok antara ojek online dengan ojek konvensional, belum ada peraturan yang jelas tentang zona-zona yang dikhususkan menjadi daerah operasi ojek konvensional dan ojek online, sehingga para pengusaha ojek online harus melakukan negosiasi yang hanya bersadarkan setuju dan tidak setuju dengan para penyedia jasa ojek konvensional yang merasa dirugikan. Jika persetujuan terkait pembagian zona kerja antara ojek online dan ojek konvensional dirasa belum cukup adil dan menguntungkan kedua pihak, pemerintah bisa turun tangan untuk memberikan pengarahan dan pelatihan khusus kepada para penyedia jasa ojek konvensional supaya mampu beralih menjadi bagian dari ojek online. Dengan begitu, baik pihak ojek konvensional dan ojek online akan saling merasa diuntungkan.
Pemerintah juga bisa menyediakan regulasi terkait titik kumpul ojek online seperti halnya “pangkalan” ojek konvensional, sehingga para driver ojek online tidak kesulitan untuk beristirahat dan menentukan titik tunggu setelah selesai mengambil orderan.

Selain pembahasan terkait ojek online, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan kebijakan yang tegas terkait dengan pemanfaatan ekonomi digital di bidang permainan dan hiburan, meruncing kepada game online seperti Mobile Legend, PUBG, DOTA dan permainan online lainnya. Banyak orang tua yang sudah mulai merasa risau karena anaknya menjadi lebih sering menghabiskan waktu di warnet, dengan lingkungan yang kadang tidak sehat, dibandingkan dengan belajar dan bermain bersama kawan sebayanya. Pemerintah diharapkan bisa turun tangan dalam mengatur dan menegaskan regulasi tentang batas usia minimal untuk pengakses permainan online, serta waktu-waktu tertentu yang dilarang atau justru waktu-waktu tertentu yang dibolehkannya pengaksesan game online oleh anak-anak dan remaja.

Jika pemerintah dan masyarakatnya dapat bersinergi dalam memanfaatkan akses ekonomi digital, maka pembangunan dan pengembangan kehidupan bermasyarakat juga akan menjadi lebih cepat dan maksimal. Peran pemerintah sebagai pemegang regulasi harus dilaksanakan secara maksimal demi terciptanya lingkungan ekonomi digital yang kondusif, tertata, dan efisien. Di sisi lain, mayarakat juga harus mematuhi kebijakan dan regulasi yang sudah ditetapkan sehingga tidak terjadi bentrok ataupun kesalahpahaman dalam mengakses ekonomi digital.(Dio)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *