Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah sukses membukukan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (14/8/2018), sejalan dengan penguatan mayoritas mata uang di Asia terhadap dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah rebound dengan ditutup menguat 24 poin atau 0,16% di level Rp14.584 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp14.579 – Rp14.630 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah sebelumnya dibuka terdepresiasi 7 poin atau 0,05% di level Rp14.615 per dolar AS, setelah ditutup melemah 130 poin atau 0,90% di level 14.608 per dolar AS pada Senin (13/8).
Meski mampu rebound, rupiah tetap menempati posisi kisaran level terlemahnya. Chief Market Strategist Forex Time (FXTM) Hussein Sayed menuturkan bahwa mata uang rupiah akan tetap mengalami tekanan seiring dengan krisis Turki yang berisiko pada ekonomi global.
“Rupiah merosot karena krisis Turki berisiko meluas. Sepertinya akan tetap tertekan karena selera risiko investor yang rendah dan dolar yang menguat secara umum,” tuturnya dalam riset.
Dalam rapat kabinet di Jakarta hari ini, Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah perlu meningkatkan cadangan devisa serta memastikan nilai tukar rupiah yang stabil untuk menghadapi dampak dari krisis Turki.
Mata uang lainnya di Asia mayoritas menguat, dipimpin won Korea Selatan sebesar 0,53% dan baht Thailand yang terapresiasi 0,26%. Di sisi lain, peso Filipina dan yen Jepang masing-masing terdepresiasi 0,35% dan 0,13% pada pukul 19.04 WIB.
Pergolakan nilai tukar lira Turki mendorong pelaku pasar memburu mata uang safe haven sekaligus menekan mata uang emerging market pada Senin (13/8). Rupiah ikut terjerembap hingga menyentuh level terlemahnya dalam hampir tiga tahun.
Namun, langkah para pembuat kebijakan di Turki untuk menyokong sistem keuangan berhasil membantu mendorong nilai tukar lira naik sekaligus mengikis daya tarik mata uang yen Jepang sebagai aset safe haven hari ini.
Kurs lira terpantau menguat 5,20% ke posisi 6,52 per dolar AS pada pukul 19.16 WIB, setelah berakhir merosot 7,02% di level 6,88 pada Senin (13/8).
Nilai tukar lira bergerak lebih stabil setelah bank sentral Turki menurunkan jumlah cadangan wajib perbankan komersial serta melonggarkan aturan mengenai pengelolaan likuiditas lira dan mata uang asing.
“Bank sentral Turki telah muncul dengan langkah-langkah untuk menangani sistem keuangan, sekaligus membantu keresahan pasar mereda untuk saat ini,” kata Toshihiko Matsuno dari SMBC Nikko Securities Inc. di Tokyo, dikutip Bloomberg.
Di sisi lain, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lanjut turun 0,09% atau 0,089 poin ke level 96,302 pada pukul 18.53 WIB.
Indeks dolar tergelincir ke zona merah saat dibuka melorot 1,27% atau 1,225 poin di level 95,166, setelah berakhir naik 0,04% atau 0,034 poin di posisi 96,391 pada Senin (13/8).