BOGOR, KOMPAS.com – Calon wakil presiden pendamping Joko Widodo dalam Pilpres 2019 masih tanda tanya. Jokowi belum mau mengungkap siapa cawapres yang dipilihnya.
Namun, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy memberi sedikit gambaran siapa tokoh tersebut.
Menurut dia, cawapres tersebut adalah sosok dengan nama berawalan ‘M’. Sosok itu juga tidak akan keluar dari 10 nama yang pernah ia ungkapkan ke media massa, beberapa waktu lalu.
“Pertama, awalannya ‘M’. Kedua, tidak keluar dari 10 nama yang sudah pernah saya sampaikan ya,” ujar Romahurmuziy saat dijumpai usai mendampingi Presiden Jokowi di Pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018 di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (8/8/2018).
Sosok dengan nama berawalan ‘M’ yang dimaksud, yakni Ma’ruf Amien, Mahfud MD, Moeldoko, Muhaimin Iskandar, dirinya sendiri M Romahurmuziy, Mulyani alias Sri Mulyani, Mbak Susi alias Susi Pudjiastuti dan Mas Airlangga alias Airlangga Hartarto.
Ketika ditanya kembali apakah cawapres Jokowi itu berlatar belakang partai politik atau tidak, ia menegaskan, latar belakang politik tidak menjadi pertimbangan.
Sebab, nama-nama yang ia sebutkan tetap memiliki kaitan erat dengan partai politik
Gus Romi, sapaan akrab Romahurmuziy, memberikan contoh dua nama dari 10 nama yang dia sebutkan, yakni Ketua MUI Ma’ruf Amien dan mantan Ketua MK Mahfud MD.
“Kalau melihat partai politik atau non partai politik, itu bukan preferensinya. Ma’ruf Amien ini, misalnya. Beliau pernah menjadi Anggota DPRD DKI dari PPP, pernah juga menjadi DPR dari PKB,” ujar Romi.
“Mahfud MD juga, beliau pernah menjadi deklarator PAN, pernah menjadi anggota DPR dari PKB juga,” tambah dia.
“Jadi, dari partai atau non partai enggak menjadi soal. Karena kami semua ini memiliki sejarah di partai politik,” kata dia lagi.
Sebelumnya, lewat akun twitter, Romi memberi gambaran lain cawapres bagi Jokowi, yakni pernah menduduki berbagai jabatan publik.
“Dia juga mewakili warna religiusitas ormas Islam terbesar di Indonesia serta sudah malang-melintang dalam aneka jabatan publik sejak reformasi,” tulis Romy.
Jika berkaca pada pengalaman di jabatan publik, Mahfud MD bisa disebut paling komplet. Ia pernah menjabat di legislatif, eksekutif, hingga yudikatif.
Mahfud pernah menjadi anggota DPR dari Fraksi PKB, Menteri Pertahanan serta Menteri Kehakiman dan HAM, hingga Ketua Mahkamah Konstitusi.
Kini, Mahfud menjabat anggota Dewan Pengarah Badan Ideologi Pembinaan Pancasila (BPIP).
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung memastikan Presiden Jokowi akan mendaftarkan diri ke KPU pada hari terakhir pendaftaran, yakni Jumat (10/8/2018).
Namun, Presiden Jokowi akan mengundang ketua umum partai politik koalisi pada Rabu (8/8/2018) malam terlebih dahulu.
Pertemuan itu membahas pendaftaran Jokowi dan calon wakil presidennya ke KPU pada Jumat.
“Kalau enggak besok malam atau Kamis malam, Presiden akan mengundang ketua umum dan sekjen partai. Karena hari Jumat sudah hari terakhir (pendaftaran), (membicarakan) mengenai hari Jumat mendaftarnya jam berapa. Nanti Presiden yang mengetahui,” ujar Pramono di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Soal siapa cawapres yang akan mendampingi Jokowi, Pramono tidak mau menjawabnya. Meski demikian, Pramono yang merupakan politikus PDI Perjuangan itu memastikan, satu hari sebelum pendaftaran, nama cawapres Jokowi sudah diketahui oleh publik.
“Yang jelas sebenarnya nanti satu hari sebelum hari Jumat sudah bisa diketahui. Karena ketua umum dan sekjen partai pendukung itu harus tanda tangan siapa yang mau didukung,” ujar Pramono.
Sosok cawapres Jokowi disebut-sebut sosok yang diterima oleh seluruh rakyat Indonesia.(Kompas/Hs)