Di Pamedan Ustadz Abdul Somad Kembali Menolak Menjadi Cawapres, berikut alasannya!

Ustadz Abdul Somad Batubara
Ustadz Abdul Somad Batubara

TANJUNGPINANG, TRIBUN-TIMUR.COM –Setelah namanya direkomendasikan melalui ijtima’ ulama sebagai bakal calon Wakil Presiden RI, Ustadz Abdul Somad Batubara terus didorong untuk menjadi bakal calon Wakil Presiden RI mendampingi bakal calon Presiden RI, Prabowo Subianto Djojohadikusumo.

Ustadz Somad sebelumnya menyatakan menolak untuk dicalonkan sebagai Cawapres RI setelah namanya direkomendasikan ulama.

Namun, Partai Amanat Nasional (PAN) tetap berharap Ustadz Somad yang berasal dari Kampar, Riau diupayakan untuk menjadi pendamping Prabowo.

PAN menegaskan bahwa mereka menolak bakal Cawapres RI dari Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono ataupun dari PKS, Salim Segaf Al Jufri.

Partai-partai koalisi pengusung Prabowo hingga Selasa (7/8/2018) masih belum satu suara tentang nama-nama yang muncul.

Padahal, waktu pendaftaran bakal Capres dan Cawapres RI kepada KPU akan berakhir Jumat (10/8/2018).

Apakah upaya pendekatan sebagai penengah kebuntuan bisa melunakkan hati Ustadz Somad?

Saat berceramah di Lapangan Pamedan, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Selasa (7/8/2018) malam, Ustadz Somad tetap menegaskan bahwa dia tidak akan menerima tawaran menjadi bakal Cawapres RI mendampingi Prabowo.
Pada saat bersamaan pula, di Jakarta, di studio TV One digelar talkshow  Indonesia Lawyers Club bertema Mendaulat UAS.
Dia memutuskan bahwa dirinya akan tetap menjadi ustadz hingga akhir hayat.

Dia berpesan kepada siapapun yang menjadi pemimpin atau penguasa agar menggunakan kekuasaanya untuk menegakkan syariat.

“Saya tentu lebih mengerti dengan diri saya. Saya tentu lebih tahu tentang diri saya dan saya berazam sampai mati untuk ustadz saja,” kata Ustadz Somad di tengah jamaah yang memadati lapangan”.

Menurutnya, keputusan itu dipilih karena datuknya (kakek) sedari dulu sudah berazam, menginginkannya cucunya menjadi ulama, mencerdaskan umat.

Dia pun sedari kecil dididik melalui sekolah agama.

Bahkan datuknya sudah bertekad menyekolahkannya sendiri.

Datuknya sudah berwasiat dengan menyiapkan 2 hektar kebun kelapa untuk menyekolahkannya.

“Jadi saya sudah berazam sampai untuk tetap menjadi ustadz,” katanya.(Hs/Tribun)