NATUNA  

Danrem 033/WP Tutup TMMD ke 102 di Natuna

Danrem 033/Wira Pratama Brigjen TNI Gabriel Lema, S.Sos menandatangani prasasti TMMD di Natuna. (foto:penrem033/wp)
Danrem 033/Wira Pratama Brigjen TNI Gabriel Lema, S.Sos menandatangani prasasti TMMD ke 102 di Natuna. (foto:penrem033/wp)

NATUNA, DK – Danrem 033/Wira Pratama Brigjen TNI Gabriel Lema, S. Sos, irup pada acara penutupan program tentara manunggal membangun Desa (TMMD) ke 102 di Desa Sabang Mawang Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna. Selaku inspektur Danrem 033/Wira Pratama Brigjen TNI Gabriel Lema, S. Sos membacakan Amanat KASAD yang menyampaikan bahwa pembangunan wilayah desa merupakan salah satu realisasi dari kebijakan nasional Nawacita yang ingin mewujudkan pembangunan Indonesia dari pinggiran.

Lebih jauh, salah satu titik fokus dari pembangunan nasional ini berupaya untuk mewujudkan kestabilan dan kemajuan Indonesia secara keseluruhan. Melalui pembangunan inilah, potensi yang ada di pedesaan harus dikembangkan dan kekurangan yang ada harus diatasi, guna mencapai pemerataan, pertumbuhan serta kemandirian desa secara berkelanjutan.

Salah satu peran nyata TNI dalam mendukung pembangunan tersebut adalah turut serta pada kegiatan TMMD ke-102 TA 2018 yang diselenggarakan selama 30 hari mulai tanggal 10 Juli s/d 8 Agustus 2018. Selain mewujudkan kemanunggalan TNI dan Rakyat, TMMD yang dilaksanakan 3 kali dalam setahun ini juga merupakan wahana untuk menggelorakan kembali semangat gotong royong, rasa cinta tanah air, wawasan kebangsaan serta Ketahanan Nasional guna menjaga keutuhan NKRI kepada masyarakat dan khususnya generasi milenial.

Terkait hal tersebut, tema yang diangkat dalam TMMD ke-102 TA 2018 ini yaitu “Manunggal Membangun Karakter Generasi Milenial” sangatlah tepat apabila dihadapkan dengan kondisi generasi muda saat ini yang semakin modern. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, moralitas dan karakter generasi muda juga harus dibangun sehingga menjadi pribadi yang kreatif, aktif, inovatif dan berjiwa nasionalis yang kuat.

“Pada kegiatan TMMD tahun kita melibatkan 50 Satgas TMMD di 50 Kab/Kota, 57 Kecamatan dan 79 Desa, dengan didukung oleh dinas Pemda setempat, di antaranya Dinas Kesehatan, Pertanian, BKKBN, Sosial, Kehutanan, Pekerjaan Umum, Kejaksaan serta Kepolisian. Guna mencapai sasaran-sasaran fisik, kita berupaya menjawab masalah-masalah infrastruktur jalan di Desa-Desa terpencil atau terisolir, masalah fasilitas umum serta rendahnya kualitas hidup masyarakat,” ujar Danrem.

Dilanjutkan Danrem, pada TMMD kali ini dalam skala nasional telah berhasil mewujudkan program rehabilitasi lebih dari 200 unit rumah tidak layak huni, pembukaan 86 km jalan baru, pengerasan dan betonisasi 60 km jalan, perbaikan 30 rumah ibadah dan 8 sekolah, pembangunan jembatan dengan panjang total 252 m, pembuatan 43 unit MCK, pembangunan Poskamling dan saluran drainase di lebih dari 30 desa, pemberian kambing kepada peternak binaan serta penanaman 3.500 pohon di lahan konservasi alam.

Sedangkan untuk sasaran non-fisik, fokus program TMMD kali ini telah diarahkan untuk menumbuhkan kekebalan dalam menghadapi isu-isu disintegrasi Bangsa dan hal-hal yang mengarah kepada konflik sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut, Satgas TMMD yang bersinergi dengan dinas terkait di Pemda setempat, telah melaksanakan penyuluhan tentang hukum, wawasan kebangsaan, kerukunan antar umat beragama, serta bahaya Narkoba dan paham-paham radikal.

Setiap Satgas juga mengeluarkan tim-tim yang bertugas memberikan asistensi tentang pemeliharaan Kamtibmas, pencegahan dan penanganan Karhutla (Kebakaran hutan dan lahan), penyuluhan kesehatan dan program KB, serta bimbingan tentang cara-cara bertani dan beternak yang modern.

“Saya melihat bahwa kegiatan penyuluhan dan asistensi yang telah dilaksanakan tersebut mendapat apresiasi dan perhatian dari banyak pihak, karena menyentuh problem-problem aktual yang dihadapi oleh masyarakat kita di daerah-daerah terpencil, serta menyasar elemen-elemen masyarakat yang rentan terhadap masalah-masalah sosial,” ujarnya.

Upaya yang telah dilaksanakan ini dapat menjadi trigger/pemicu yang mendorong semangat masyarakat kita untuk terus maju dan berkembang dari segi ekonomi, jeli dan waspada terhadap bahaya-bahaya yang berdampak negatif bagi lingkungan, serta membentuk kehidupan yang guyub dan rukun